Pages

Ads 468x60px

Sabtu, 24 Desember 2011

Berdiri dan Runtuhnya Kesultanan Lingga

BERDIRINYA KESULTANAN LINGGA



Mulanya pulau yang diberi nama Lingga ini diperintah oleh seorang pemimpin melayu yang sangat terkenal piawai bertempur terutama dilaut bernama Datuk Megat Kuning Putra dari Datuk Megat Merah Mata yang menurut kisah setempat berasal dari Pangkalan Lama di Jambi. Pada awal abad 18 Sultan Mahmud Syah memindahkan pusat pemerintahan Kesultanan Johor – Riau ke Daik, Sang Datuk diberi gelar Orang Kaya Temenggung dan bermastautin di Mepar sebagai tempat pegangannya.
Sultan Mahmud Syah yang dulu nya tempat puspersemayaman at pemerintahan nya di Hulu Riau ( Riau Lama ) pindah ke Lingga 1787. Sementara tempat kedudukan Yam Tuan Yang Dipertuan Muda juga dipindahkan ke Pulau Penyengat tahun 1787 itu juga. Pindahnya Sultan Mahmud Syahdan kerabat Diraja dengan angkatan sebanyak 200 buah perahu ke Lingga, maka bendahara Tun Abdul Majid dengan angkatannya sebanyak 150 buah perahu meninggalkan Hulu Riau ke Pahang mewakili Sultan Lingga di Pahang.
Sejak tahun itulah (1787) ramailah orang melayu meninggalkan Hulu Riau pindah ke tempat lain yakni ke Selangor, Terengganu, Selat ( Singapura ) Pulau Bulang, Batam, Karimun, Kalimantan dan pulau-pulau Kepulauan Lingga, Senayang, Singkep dan Kepulauan Riau. Sedangkan Pulau Bulang dekat Pulau Batam ditempatkan seorang Temenggung Datuk Abdul Jamal yang diserahi memegang kuasa di Johor, Singapura dan Pulau lainnya. Pulau Bulang juga ditempatkan sebagai armada angkutan laut kerajaan.
Di penghujung 1615 dengan persetujuan Sultan Acheh, ipar dari Raja Abdullah telah dilantik Sultan Johor ke VII, baginda diberi gelar Sultan Abdullah Ma’ayat Syah. Sultan Ma’ayat Syah memindahkan pusat kerajaan Johor di Batu Sawar ke Pulau Lingga. Namun pada tahun 1623 negeri Johor di Pulau Lingga di serang sehingga Sultan Ma’ayat syah terpaksa meninggalkan Lingga dan memilih Pulau Tambelan sebagai tempat persemayamannya yang baru. Tak lama kemudian pada bulan Maret 1623 Sultan Abdullah mangkat dan disebut Marhum Tambalan.
Keberadaan orang Cina zaman Kesultanan Lingga berkaitan erat dengan sejarah, dapat di kutip dari sejarah asli Johor dan Pahang. Dimana penulis-penulis dari Cina ikut andil merumuskan keberadaan Kerajaan Johor-Pahang-Riau dan Lingga. Sultan Mahmud memerintah semua pentabdiran negeri. Dalam menangani pemerintah diserah tugaskan kepada wakilnya yaitu di Pahang diwakilkan kepada Datuk Bendahara, di kawasan Johor-Singapura dan sekitarnya diwakilkan pada Datuk Temenggung yang bermestautin di Pulau Bulang  dekat Batam, sebagai pegangannya khusus di Riau diserahkan kepada Yang Dipertuan Muda ( Yam Tuan ) dengan Pulau Penyengat pusat perwakilan Sultan Lingga.
Pahang termasuk daerah taklukan Kesultanan Johor. Kerajaan Johor, Pahang, Riau dan Lingga adalah sebuah Kesultanan Diraja satu perahu dua nakhoda yakni yang memerintah Sultan dan Yam Tuan ( Yang Dipertuan Muda).




BERAHIRNYA  KESULTANAN LINGGA
                                                                          


Melihat perkembangan Lingga lebih kurang 120 tahun diperintah oleh Sultan yang berasal dari kerajaan Johor, Belanda yang berada di Riau-Tanjung Pinang pun mengambil alinya sehingga menyebabkan kekuasan Sultan semakin sempit dan akhirnya Sultan Lingga terahir Sultan Abdul Rahman Muazzamsyah memindahkan pusat kerajaan Lingga Riau ke Pulau Penyengat pada tahun 1900 setelah lembaga Yang Dipertuan Muda dihapuskan.
Pada Kongres Wina tahun 1815 ditegaskan bahwa Inggris harus menyerahkan kembali jajahan Belanda termasuk Melaka dan Riau yang dikuasai Inggris sejak tahun 1795. 


Letnan Gubernur Jenderal Inggris di Batavia tetap menduduki Bengkulu sedangkan Malaka dan Riau baru dikembalikan pada Belanda tahun 1816. Tanggal 29 Januari 1819 Reffles sampai di Singapura dan Tanggal 30 Januari 1819 membuat perjanjian dengan Temenggung Abdul Rahman yang mengizinkan Inggris untuk membangun Loji dan pada 6 Pebruari 1819 berhasil menobatkan Tengku Husin menjadi Sultan Johor-Singapura.
Perjanjian antara Reffles dengan Tengku Husin tentang oleh Belanda karena Singapura adalah adalah Wilayah Kesultanan Melayu Lingga-Riau yang diperintah oleh Sultan Abdurrachman ( saudara Tengku Husin ). Persengketaan antara Inggris dan Belanda dalam usaha perebutan pengaruh di Kesultanan Melayu Lingga-Riau diselesaikan dengan perjanjian yang dikenal dengan Traktat London pada tanggal 17 Maret 1824 yang isinya antara lain Belanda tak mencampur segala urusan Inggris di Semenanjung Melayu.
Isi dari Traktat London itu ialah daerah kesultanan dibagi dua :
1.       Bagian utara yang sebelumnya adalah bagian Kesultanan Melayu Lingga-Riau menjadi wilayah Kesultanan Melayu Johor.

2.       Bagian Selatan yaitu pulau-pulau Lingga-Singkep dan Riau serta beberapa daerah lainnya tetap berada dalam Kesultanan Melayu Lingga – Riau. Daerah – daerah inilah yang terus dibina dan dikembangkan sebagai usaha mempertahankan keberadaan suku bangsa Melayu – Riau.

Pada masa pemerintahan Sultan Abdurrachman ( 1824 – 1832 ) ditanda tangani perjanjian yang berisi pengakuan tentang kekuasaan tertinggi berada ditangan pemerintah Hindia Belanda. Sultan Muzzaffar Syah ( 1834 – 1857 ) karena tak mengacuhkan perjanjian dengan Belanda dan tak sungguh – sungguh menumpas orang-orang laut, dimakzulkan dari jabatan pada tanggal 23 September Gubernur Jenderal Belanda dan penggantinya dipilih Tengku Sulaiman dan dilantik tanggal 10 Oktober 1857 dengan gelar Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah ( 1857 – 1883 ).
Sebagai pengganti Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II dilantiklah Raja Abdul Rahman Putera Yamtuan Muda ke X Riau Muhammad Yusuf Al – Ahmadi dengan Tengku Embung Fatimah Binti Sulaiman Mahmud Muzzaffar Syah Marhum Mangkat di Pahang dengan gelar Sultan Abdul Rahman Muzzaffar Syah. Sultan Riau – Lingga yang terahir memerintah dari tahun 1883 – 1912 dengan pusat pemerintahan di Negeri Daik sampai tahun semenjak meninggal Yamtuan Muda Riau yang ke X Raja Muhammad Yusuf tahun 1899.
Pada tahun itu Lembaga Yang Dipertuan Muda dihapus, maka tinggallah Sultan yang memerintah negeri Riau-Lingga. Maka pusat pemerintahan Riau Lingga di pindahkan dari Daik ke Pulau Penyengat dari tahun 1900 – 1912. Yamtuan Muda Raja Muhammad Yusuf tinggal di Riau ditempatnya memerintah.
Raja Muhammad Yusuf Al – Ahmadi Mangkat di Daik dan dimakamkan di Damnah dan dikenal dengan nama Marhum Damnah. Selepas tahun 1912 kerajaan Riau – Lingga yang berpusat di Pulau Penyengat dibubarkan oleh Kerajaan Belanda. Semenjak itu Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah beserta keluarganya pindah ke Singapura dan bertempat tinggal disana.
Berpindahnya Sang Sultan ke Singapura maka berahirlah kesultanan Lingga yang berada di Daik yang menjadi pusat pemerintahan Melayu. Baginda mangkat diperkirakan pada tahun 1930 dan dimakamkan di Singapura.

Rabu, 21 Desember 2011

CARA BUDIDAYA AYAM SERAMA

Ayam serama dipublikasikan pada tahun 1990 melalui kontes pertama yang diselenggarakan di Perlis. Dalam perlombaan Wee Yean Een tampil sebagai salah satu juri. Selain di Malaysia kontes ayam serama juga banyak digelar di Thailand. Di Indonesia Serama mulai dipertandingkan pada tahun 2004 di Ancol, Jakarta. Penggemar ayam serama berkumpul dalam sebuah wadah bernaman Persatuan Pelestari Ayam Serama Indonesia (P2ASI).

Cara merawat serama tidak sulit dan tak berbelit-belit. Kebutuhan hidupnya sama seperti ayam buras. Menurut pengakuan  Juni hardi Sjofinal peternak ayam serama di Dabo Singkep ayam cebol ini memang sedikit sukar dikembang-biakkan. Ukuran kakinya pendek menyebabkan pejantan sulit melakukan penetrasi ketika hendak kawin. Akibatnya, proses percintaa/perkawinan menjadi tidak mesra dan sering tidak tepat mengenai sasarannya dengan baik.

Juni sering membantu ayam pejantan nangkring di atas ayam betina. Teknik pengawinan ini dilakukan dengan cara memegang ayam betina lalu menyodorkanya ke depan pejantan. Syaratnya, kedua mempelai harus benar-benar sudah siap kawin. Induk betina siap dipinang pada berusia 5 sampai 6 bulan. Serama betina seperti itu biasanya berperilaku jongkok jika dipegang punggungnya. Sedangkan usia subur pejantan berkisar pada umur 4 bulan  hingga 5 bulan,kedua ayam ini siap dikawinkan dengan masa yang subur.

Junii juga menerapkan teknik kawin gilir. Dalam metode ini ayam betina dipaksa melayani 2 ekor pejantan. Penggiliran dilakukan secara berselang sekitar 3 jam sampai 4 jam. Melalui cara perkawinan seperti ini diharapkan peluang keberhasilan lebih optimal dan bias memperbesar telur.

Meski ukuran tubuhnya kecil, serama termasuk jenis ayam bernafsu birahi tinggi dan tangguh, Ia tak gentar dan tak segan-segan tertarik kepada ayam berbadan lebih gede. Peternak ayam serama mulai belajar kawin ketika berusia 3 bulan. Pejantan muda sehat harus bisa menyalurkan hasrat bercintanya sebanyak 6 kali sampai 8 kali setiap hari. Nafsu birahi serama memuncak ketika cuaca mendung, atau pagi dan sore hari.

Kesuburan ayam serama sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik. Cuaca terlalu dingin bisa menurunkan kemampuan ayam betina menghasilkan telur. Sebab sebagian besar pakan digunakan untuk produksi energi guna mempertahankan panas badan. Jadi, ayam serama yang dipelihara di daerah dingin harus memperoleh pakan dengan kandungan karbohidrat tinggi. Misalnya jagung.

Sebagai hidangan tambahan, Juni selalu menyuguhkan menu tambahan berupa jangkrik, lipas, telus semut, madu dan tauge kepada ayam-ayamnya. Setiap seminggu sekali Rudi juga memberi ayamnya vitamin E serta minyak ikan berupa tablet.

Cara praktis yang lain dilakukan oleh Albert Tan Swee Guan peternak ayam serama asal Selangor, Malaysia. Ia tak pernah memberi menu tambahan aneh-aneh kepada ayam peliharaannya. Menurut pria berkacamata tersebut, pakan ayam petelur saja sudah cukup. Pabrik sudah meracik pakan tersebut sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan ayam. Albert selalu memberi pakan 2 kali dalam sehari kepada ayamnya. Yaitu di pagi hari dan malam hari sekitar pukul 8. “Itu Chiken feed sudah dikaji sesuai untuk ayam, jadi you tak payah bagi apa-apa lagi,”terang pria tersebut dengan logat melayu.

Telur gagal menetas termasuk salah satu hambatan budidaya ayam serama. Dua kunci penting yang tak boleh dilupakan saat menetaskan telur ayam serama yaitu suhu dan kelembapan. Suhu penetasan tidak boleh melebihi atau kurang dari 37,5°C – 38°C. Kelembapan harus selalu disesuaikan dengan usia telur. Minggu pertama hingga minggu ke dua kelembapan diatur pada kisaran 65% – 70%. 2 – 3 hari menjelang menetas, kelembapan harus ditambah hingga kisaran 95% – 100%. Derajat kelembaban bisa diukur dengan Hygro meter. Piranti ini biasanya sudah ada pada alat penetas. Kondisi udara terlalu kering membikin kulit telur jadi keras. Akibatnya anak ayam kesulitan memecah cangkang telur. Kalau sudah seperti itu, anak ayam bisa mati lemas gara-gara tidak bisa bernafas.

Di arena lomba, ayam serama dapat tampil prima jika birahinya sedang memuncak. Oleh karena itu, seminggu sebelum ikut kotes ia tidak boleh melihat lawan jenisnya. Jadi taruhlah serama Anda di tempat yang terisolir. Umumnya nafsu birahi serama memuncak pada usia 4 – 6 bulan.

Bulu ayam serama yang terlalu sering kawin sering rusak. Sewaktu bercumbu serama betina gemar mematok bulu leher sang pacar. Hasil bulu wiring itu banyak yang copot sehingga serama jantan jadi botak. Hal itu bisa dicegah dengan jalan melarang serama jantan berpacaran sebelum meraih prestasi.

Selain tidak boleh kawin, ayam serama unggulan juga tak boleh terlalu gaul. Ia dilarang terlalu sering bermain di halaman alias diumbar. Ayam yang kerap diumbar akan mandi pasir atau kipu. Nah, hal itulah yang memicu bulu jadi acak-acakan, patah, dan warnanya kusam. Mandi pasir juga bisa bikin sisik kaki copot dan patah. Yang lebih berbahaya lagi, dikawatirkan ayam akan memakan benda-benda berbahaya. Semisal pecahan kaca, dan karet. “Ayam saya pernah mendadak lemas. Lantas setelah saya potong ternyata di dalam temboloknya ada kacanya,” sahut Juni salah satu pelopor ayam serama di Dabo Singkep ini.

Ayam serama juga harus dilatih berkonsentrasi supaya tampil prima di atas panggung. Ia tidak boleh mematok karpet atau kabur dari panggung. Jadi ayam cebol ini harus tak jemu-jemu bergaya dan berkokok lantang di atas cat walk.

Cara melatih mental serama tidak susah. Sekitar 2 – 3 minggu sebelum kontes dia harus dibiasakan dengan panggung berkarpet. Basahi ayam mungil itu dengan sepotong lap. Setelah itu, taruhlah di atas meja yang diberi karpet berwarna hijau. Mengapa harus karpet berwarna hijau? Pasalnya benda tersebut sering dikira rumput. Jadi kalau ketika latihan ia sering tertipu oleh karpet hijau, diharapkan saat di panggung lomba ia tidak mematok-matok karpet lagi. Biar serama tidak kabur, tutuplah dengan kurungan. Setelah itu posisikan meja latihan di tempat yang panas.

Seusai dijemur ayam tidak boleh langsung diberi minum. Kalau hal itu dilanggar, ayam bisa diterjang penyakit ngorok. Wajahnya yang cerah mendadak berubah jadi pucat pasi. Taruhlah terlebih dulu ayam yang usai dijemur di tempat teduh selama 15 – 30 menit. Nah, setelah itu ayam baru boleh minum segelas air segar dan mengandung vitamin yang baik untuk tenaga si ayam tersebut.

Serama wajib menyantap porsi pakan pas dengan menu extra gizi. Vitamin E, Pospor dan Calsium sangat penting untuk merawat kecantikan bulu. Vitamin E banyak terkandung dalam minyak ikan. Sedangkan Calsium dan Pospor banyak terdapat dalam sotong alias kulit cumi. Extra fooding tersebut musti disuguhkan setiap hari.

Soal menu pakan serama, Juni punya resep jitu yang layak ditiru. Setiap pagi ia selalu memberikan minuman bercampur Enervon C kepada seramanya. Ramuan tersebut harus habis sekali minum serta tidak boleh terkena terik matahari. Sebab, khasiatnya bisa hilang. Menu sarat gizi lain yang ia suguhkan yaitu 3 ekor jangkrik, lipas dan telur semut. Jagung tidak boleh dihidangkan secara berlebihan. Sebab serama yang terlalu banyak menyantap jagung bisa cepat mengalami rontok bulu.

Selain penampilan menarik, serama juga harus memiliki bobot badan seringan mungkin. Jadi, diet harus diawasi secara ketat. Hindari pemberian pakan yang banyak mengandung lemak. 3 hari menjelang lomba, ayam serama disuguh beras merah atau gabah. Porsinya cukup 2 – 3 sendok makan saja. Menu itu diberikan 2 kali dalam sehari. Yaitu pada pagi dan sore hari.

Resep lain dimiliki Juni penangkar ayam serama di bilangan Dabo Singkep , Kabupaten Lingga. Sebulan menjelang kontes serama hanya diberi pakan berupa gabah mini. Menu itu disodorkan dua kali sehari. Yaitu di pagi dan di sore hari.
Supaya bulu serama semakin nampak cantik dan menyala, ayam harus rajin berjemur. Acara mandi sinar matahari dilakukan mulai pukul 8 hingga pukul 10 pagi. Sebelum dijemur sebaiknya ayam dimandikan terlebih dulu. Bahkan kalau perlu setiap sebulan sekali ayam dikeramasi dengan shampo. Kegiatan ini harus dilakukan pada saat cuaca cerah. Seusai karmas, ayam segera dihanduki/ di lap dan dijemur ke terik matahari.

Manipulasi kecantikan ternyata tidak diharamkan di dunia hobi ayam serama. Supaya tampil elok di panggung, banyak serama yang menjalani perawatan kecantikan. Semisal meluruskan bulu pedang (bulu ekor terpanjang) dengan cara diolesi air jeruk nipis, operasi plastik untuk merapikan jengger, serta merapikan bulu sayap.

Serama yang tak pernah kawin sering menderita kelainan perilaku seksual Kondisi seperti itu banyak diderita oleh serama mantan jawara. . Waspadai dan latihlah ayam tersebut kawin dengan cara sopan dan benar. Di dunia perseramaan calon kontesan pantang kawin sebelum menang. Ayam cebol itu dipingit dan dilarang berpacaran lebih dulu. Mereka digembleng serta musti rajin berlatih berpose di atas panggung.

Ketika ayam kerdil telah pensiun dari arena lomba dan hendak dikawinkan, pehobi baru bisa menemui akibat yang muncul karena ayam selalu dipingit. Semisal ayam menjadi terlalu bersemangat kawin. Ada juga yang terlalu cuek tak menggubris godaan serama betina.

Meskipun seekor ayam serama yang Anda pelihara hendak mengikuti lomba, bukan berarti serama tersebut tidak boleh kawin. Proses perkawinan dilakukan secara terjadwal dan tidak boleh terlalu sering. Ayam yang terlalu sering kawin bisa mengalami kerusakan bulu. Jika Anda tidak menginginkan bulu ayam jadi acak-acakan gara-gara kawin, taruhlah ayam tersebut dalam kandang umbaran beralas rumput.

Seekor serama mantan juara harus dikawinkan secara berhati-hati. Sebab jika hal ini dilakukan secara serampangan, keselamatan ayam betina bisa terancam. Menurut pengalaman Juni, ayam serama yang belum pernah dikawinkan memiliki nafsu birahi yang luar biasa. Jika ayam cebol berkelamin jantan ini langsung dikawinkan tanpa perkenalan dan pemanasan lebih dulu, bisa menyebabkan ayam betina babak belur bahkan jiwanya bias mati/melayang.

Tips dan trik melatih serama kawin yang sudah lama dipraktekkan Juni layak ditiru. Nafsu birahi berlebihan dari ayam serama bisa diredakan dengan jalan memandikannya setiap pagi. Selain itu, berbagai menu yang bisa membangkitkan gariah kawin juga harus dikurangi. Pakan seperti itu umumnya mengandung protein dalam jumlah tinggi. Semisal pur, minyak ikan dan jagung.

Cara lain yang dilakukan oleh Juni untuk mencegah perilaku seksual ayam serama yang brutal yaitu dengan jalan merangsang nafsu birahi pejantan dengan tangan. Langkah ini dilakukan sebelum pejantan dikawinkan. Umumnya serama jantan yang sedang ngebet kawin akan mengejar tangan setiap orang yang mendekatinya. “Tangan saya sering dikira ayam betina. Ayam pejantan tersebut langsung bertenger/nangkring di atas tangan.

Lakukanlah metode itu pada waktu pagi atau sore hari. Biarkan serama jantan melampiaskan nafsu birahinya di atas tangan Anda. Setelah itu beri waktu sekitar 10 – 15 menit untuk beristirahat, kemudian rangsang kembali ayam jantan tadi. Setelah menjalani 2 – 3 kali rangsangan buatan, serama jantan baru boleh kawin. Nah, cara tersebut bisa membuat serama jantan menjadi lebih mesra saat mengajak bercinta sang Betina.

Metode lain yang dilakukan oleh Juni untuk melatih ayam serama kawin yaitu dengan jalan menaruh kedua ayam yang akan dijodohkan dalam kandang terpisah. Sangkar calon mempelai itu tidak boleh terlalu berdekatan dulu. Setelah perilaku ayam jantan nampak tidak ugal-ugalan lagi, sangkar itu baru boleh didekatkan. Nah, mereka baru bisa dicampur jika sudah nampak akur dan pas sesuai dengan keinginan.

Korban jiwa bisa dicegah dengan jalan menjodohkan ayam serama jomblo dengan serama betina siap kawin. Umumnya ayam betina siap kawin ditandai dengan perilaku jongkok sewaktu dipegan punggungnya. Induk betina seperti itu tidak terlalu banyak  dan pasrah ketika diajak bercinta. Jika Anda masih khawatir dengan perilaku urakan serama jantan, pegang induk betina lalu sodorkan berlahan-lahan ke depan serama jantan. Teknik kawin paksa seperti ini disebut sebagai kawin dengan dibantu.

Ayam serama yang tidak pernah dikawinkan sejak kecil bisa menderita penurunan gairah seksual. Ayam seperti ini tidak akan mudah tertarik dengan lawan jenisnya. Bahkan ketika dicampur, tanpa basa-basi ia langsung menghajar serama betina secara membabi-buta.

Ayam loyo bisa dirangsang dengan menu kaya protein dan mengandung bahan penghangat badan. Semisal kecambah, vitamin E dan Jahe. “Biar hangat jahe disuguhkan setiap malam. Dosisnya cukup sebesar kelingking jari saja. Tauge dihidangkan pada siang hari,”.

Pejantan serama yang loyo juga harus dibiasakan bergaul dengan serama betina. Campurlah mereka dalam sebuah kandang umbaran berukuran 1,5 m x 3 m. Tiap kamar dihuni 1 pejantan dan 2 – 3 ekor betina. Kira-kira dua minggu kemudian, serama jantan tadi sudah “gaul” dan senang mejeng.

 

Sample text

Sample Text

Sample Text